Maret 31, 2010

Pemimpin Terpilih

Posted in Opini pada 10:27 am oleh lazuardibirru

Pemilu bukan hanya milik manusia yang tinggal di negara-negara penganut paham demokrasi. Pemilu juga pernah terjadi di rimba raya. Hutan yang kita anggap sebagai belantara tanpa tuan dan peraturan ternyata juga menyimpan kisah demokrasi.

Alkisah setelah kematian singa raja hutan, penghuni hutan berkumpul di kediaman Singa betina yang baru ditinggal mati pasangannya, Singa betina dalam kesedihan harus merelakan singgasana suaminya diserahkan pada musyawarah binatang. Hal ini terjadi karena anak pertamanya masih belum cukup umur untuk mengemban amanah sebagai raja rimba, penjaga keamanan dan kenyamanan seluruh masyarakat hutan.

Musyawarah pemilihan raja hutanpun di mulai dengan pembicara pertama seekor macan “wahai sekalian penduduk hutan dengarkanlah, aku akan memberitahukan anda semua bahwa aku adalah hewan yang pantas menjadi raja hutan karena diantara semua hewan, akulah yang paling mirip dengan singa yang telah wafat.”

Mendengar ocehan Macan, beruang langsung berdiri “jika macan merasa pantas menjadi raja karena kemiripannya dengan singa, maka aku lebih pantas dari dia. Dari segala segi, aku tidak kalah dari singa, keberanian, kekuatan, dan kebuasan. Bahkan, aku lebih unggul dari singa karena kemampuanku memanjat pohon.”

Suasana menjadi panas dan bertambah panas dengan teriakan hewan-hewan yang mendukung jagoannya, atau mencela jago yang lain. Kemudian Gajah berdiri, dengan perlahan dan nada datar ia berbicara “wahai tuan-tuan sekalian, aku serahkan segala urusanku kepada anda semua. Anda berhak menilai apakah aku yang berbadan besar ini layak menjadi pengganti sang raja rimba?” setelah Gajah duduk, giliran Kuda maju ke depan “kawan-kawan, jangan lupakan kekuatan tenagaku dan keelokan bentuk badanku…………….”. belum selesai Kuda bicara, Srigala memotong pembicaraan “Dan jangan pernah lupa pada Srigala yang banyak akalnya……….”

Monyet yang dari awal pertemuan sudah tidak sabar ingin berbicara akhirnya meloncat ketengah-tengah perkumpulan. Bagaikan seorang pengkhotbah, dia berbicara di hadapan semua masyarakat hutan, “ kalaupun aku harus memilih salah satu diantara kalian semua, niscaya aku tidak mendapatkan seorangpun dari kalian yang kebaikan dan kepintaranku, jika anda semua sepakat memilih saya sebagai raja, niscaya saya akan memberikan kebahagiaan kepada semua penghuni hutan. Saya akan ciptakan kondisi yang aman damai serta tentram. Kesejahteraan yang dalam masa kepemimpinan singa kurang diperhatikan, pada masa kepemimpinan saya kelak akan menjadi prioritas utama. Dan jangan lupakan satu fakta, bahwa diantara seluruh penghuni rimba, saya adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kemiripan dengan manusia, dan sebagaimana kita ketahui, bahwa manusia adalah khalifah Tuhan dimuka bumi”.

Panas mendengar ocehan Monyet, Burung Beo pun buka suara “jika anda merasa mirip dengan manusia hanya karena gerak-gerik anda yang lucu dan muka anda yang jelek itu, maka saya merasa lebih bangga karena saya bisa bicara seperti manusia”. Monyet langsung menjawab “kamu cuma bisa ngomong meniru suara manusia, tapi tidak tahu arti perkataanmu” maka seluruh peserta musyawarah pun tertawa mendengar perdebatan si Monyet dan Burung Beo yang membawa-bawa manusia di perkumpulan binatang.

Setelah melalui tahap yang sangat melelahkan dan tentunya memakan banyak waktu. Akhirnya Gajah terpilih secara aklamasi. Mayoritas penduduk hutan memilih Gajah karena kekuatan dan ketawadhuannya.

Demikianlah kisah pemilu di rimba raya, mereka memilih pemimpin karena kwalitas pribadinya bukan memilih karena kwalitas pidatonya. Andaikan penghuni hutan adalah makhluk yang mudah terbuai oleh janji-janji manis yang diucapkan pada masa kampanye, niscaya yang menjadi raja adalah Monyet.

Pemimpin yang dipilih melalui mekanisme musyawarah atau yang lebih ngetrend lagi melalui general election adalah pemimipin yang legitimate.pemimpin terpilih bukan hanya pemimpin bagi orang yang memilihnya saja, tapi pemimpin bagi semua termasuk bagi orang yang membencinya. Seluruh warga masyarakat, suka atau tidak suka harus mengakui pemimpin terpilih sebagai pemimpinnya. Demikian juga pemimpin terpilih harus menganggap semua masyarakat suka atau tidak suka sebagai rakyatnya. Pemimpin terpilih tidak boleh pilih-pilih, segala kebijakan dan peraturan harus disama adilkan  bagi kelompok yang mendukung atau kelompok yang dulu menolak.

Indonesia telah melaksanakan pemilihan presiden yang hasil akhirnya menetapkan Dr. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pemimpin terpilih. Memilih atau tidak memilih, sebagai warga negara Indonesia kita wajib mendukung kepemimpinan beliau. Hitam putih Indonesia selama periode 2009-2014 terletak ditangan pemimpin terpilih. Pemimpin terpilih tidak bisa berjalan sendiri menarik gerbong pemerintahan. Beliau membutuhkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

Dukungan bukan hanya berwujud pujian, adakalanya dukungan bisa berbentuk saran yang membangun atau juga kritikan dan pada saat-saat tertentu dukungan bisa berupa kecaman, selama kecaman atau kritikan tersebut bertujuan untuk kebaikan bersama.

Mari kita dukung pemimpin terpilih dengan memberikan apresiasi ketika beliau membuat prestasi, saran ketika beliau akan mengambil sebuah kebijakan, kritikan bila kebijakannya tidak pro rakyat banyak, dan jika perlu kecaman bila beliau menyalah gunakan wewenang untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Maret 1, 2010

KEUTAMAAN MENGHAPAL AL-QUR’AN

Posted in Opini pada 10:03 am oleh lazuardibirru

Banyak hadits Rasulullah SAW yang mendorong untuk menghapal Al Quran, atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu Muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah SWT. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara “Orang yang tidak mempunyai hapalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.”Rasulullah SAW memberikan penghormatan kepada orang-orang yang mempunyai keahlian dalam membaca Al Quran dan menghapalnya, memberitahukan kedudukan mereka, serta mengedepankan mereka dibandingkan orang lain. Dari Abi Hurarirah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW mengecek kemampuan membaca dan hapalan Al Quran mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hapalan Al Quran-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah SAW : “Berapa banyak Al Quran yang telah engkau hapal, hai pulan?” ia menjawab: aku telah hapal surah ini dan surah ini, serta surah Al Baqarah. Rasulullah SAW kembali bertanya: “Apakah engkau hapal surah Al Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Rasulullah SAW bersabda: “Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghapal surah Al Baqarah semata karena aku takut tidak dapat menjalankan isinya. Mendengar komentar itu, Rasulullah SAW bersabda: “Pelajarilah Al Quran dan bacalah, karena perumpamaan orang yang mempelajari Al Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang

mempelajarinya kemudian ia tidur –dan dalam dirinya terdapat hapalan Al Quran— adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik. Jika tadi kedudukan pada saat hidup, maka saat mati-pun, Rasulullah SAW mendahulukan orang yang menghapal lebih banyak dari yang lainnya dalam kuburnya, seperti yang terjadi dalam mengurus syuhada perang Uhud. Rasulullah SAW mengutus kepada kabilah-kabilah para penghapal Al Quran dari kalangan sahabat beliau, untuk mengajarkan mereka faridhah Islam dan akhlaknya, karena dengan hapalan mereka itu, mereka lebih mampu menjalankan tugasnya. Di antara sahabat itu adalah: tujuh puluh orang yang syahid dalam kejadian Bi`ru Ma`unah yang terkenal dalam sejarah. Mereka telah dikhianati oleh orang-orang musyrik.

Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Penghapal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku, ridhailah dia, maka Allah SWT meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah SWT menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan ni`mat dan kebaikan.

Balasan Allah SWT di akhirat tidak hanya bagi para penghapal dan ahli Al Quran saja, namun cahayanya juga menyentuh kedua orang tuanya, dan ia dapat memberikan sebagian cahaya itu kepadanya dengan berkah Al Quran. Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan). Yang belum pernah mereka dapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: kemudian dijawab: “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran.” Kedua orang itu mendapatkan kemuliaan Tuhan, karena keduanya berjasa mengarahkan anaknya untuk menghapal dan mempelajari Al Quran semenjak kecil. Dan dalam hadits terdapat dorongan bagi para bapak dan ibu untuk mengarahkan anak-anak mereka untuk menghapal Al Quran semenjak kecil.

Ibnu Mas`ud berkata: “Rumah yang paling kosong dan lengang adalah rumah yang tidak mengandung sedikitpun bagian dari Kitab Allah SWT .”

Begitu banyak keutamaan dari menghapal Al-Qur’an, tentu sebagai Mu’min kita tidak ingin kehilangan kesempatan untuk memperoleh janji Allah akan kemuliaan-kemuliaan bagi para penghapal Al-Qur’an  tersebut di atas.